Merapi

Merapi Jadi Laboratorium Alam Dunia, Tiga Pemantau Letusan Dipasang
Jumat, 12 November 2010 16:43 WIB      0 Komentar        
Penulis : Liliek Dharmawan
Merapi Jadi Laboratorium Alam Dunia Tiga Pemantau Letusan Dipasang
MI/Ramdani/ip
YOGYAKARTA--MICOM:Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengundang sejumlah ilmuwan asing dari sejumlah negara yang ingin mempelajari Gunung Merapi yang telah menjadi laboratorium alam dunia.

Kepala PVMBG Surono mengatakan para ilmuwan itu antara lain berasal dari Jepang, Ameriksa Serikat, dan Prancis. Mereka ilmuwan berbagai bidang, khususnya yang berhubungan dengan vulkanologi.

"Mereka datang bukan karena Indonesia tidak mampu, tetapi mereka juga ingin sharringpengetahuan, karena Gunung Merapi telah menjadi laboratorium alam dunia," katanya seusai menggelar konferensi pers dengan para ilmuwan dari Jepang di Yogyakarta, Jumat (12/11).

Menurutnya, para ahli asing memang memberikan berbagai macam masukan, tetapi yang memberikan keputusan tetap PVMBG. "Jangankan mereka (ilmuwan asing), presiden pun harus tunduk dengan apa yang menjadi kebijakan PVMBG. Tentu mereka datang akan memberikan banyak masukan dan itu semuanya kita terima. Tetapi sekali lagi, keputusan tetap di tangan
PVMBG," tegasnya.

Para pakar vulkanologi dari Jepang, kata Surono, telah memberikan bantuan alat berupa mikrofon infrasonik yang sudah dipasang di sisi selatan atau 20 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi. Alat itu akan membantu petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) mendengarkan suara jika Gunung Merapi meletus.

"Selama ini, terutama dari sisi selatan, sering tidak terdengar suara letusan, meskipun kami mengetahui adanya letusan dari alat yang lain," ujar Surono.

Sementara Masato Iguchi dari Dissaster Prevention Research Institute (DPRI) Kyoto University mengatakan mikrofon infrasonik dipasang di tiga tempat, salah satunya di dekat Candi Prambanan dan letaknya sekitar 20 km dari puncak Gunung Merapi.

Ia menyatakan alat tersebut harganya mencapai 5 juta yen. "Kami datang ke sini untuk melakukan pemantauan erupsi Gunung Merapi. Dari data-data yang ada dan pengamatan langsung, erupsi Gunung Merapi sekarang sangat berbeda dengan tahun 2006. Saat ini lebih besar erupsinya," jelasnya. (OL-01)


Bookmark and Share   
 KOMENTAR
Nama:
E-mail:
Judul Komentar:
Komentar:
  
 Lihat Komentar
Klik pada tombol + untuk melihat komentar pada article ini !
MORE NEWS
Sabtu, 13 November 2010 01:57 WIB
Sabtu, 13 November 2010 01:19 WIB
Jumat, 12 November 2010 22:50 WIB
Jumat, 12 November 2010 22:48 WIB
Jumat, 12 November 2010 20:42 WIB
Jumat, 12 November 2010 20:28 WIB
Jumat, 12 November 2010 20:21 WIB
Jumat, 12 November 2010 19:44 WIB
Jumat, 12 November 2010 19:30 WIB
Jumat, 12 November 2010 19:17 WIB
Jumat, 12 November 2010 18:00 WIB
Jumat, 12 November 2010 17:27 WIB


   Index Berita
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar